USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR
Proposal Pendirian Usaha Ayam Petelur
PROPOSAL USAHA
………………………3MCC……………………..
(Nama Perusahaan)
Diajukan kepada :
…………………………………………………
(Nama Lembaga Keuangan/Perbankan)
…………………………………………………
(Nama Pemilik)
…………………………………………………
(Nama Perusahaan)
……………………………………………………………………
………………………………………………………
(Alamat & Telepon)
BAB I
PENDAHULUAN
Proposal Pendirian Usaha Ayam Petelur
Rancangan Usaha
1.1 Nama Usaha
Perusahaan ini akan bernama 3MCC Kependekan dari 3 MANAGEMENT CHIKEN CENTER
1.1.1 Alamat Usaha
Kantor
dan lokasi pemasaran 3MCC akan bertempat di Jl. Setia Negara 5 Rt/Rw.
29/04 Kelurahan Kandang Mas, Kecamatan Kampung Melayu Bengkulu
1.1.2. Gambaran Umum Usaha
Usaha
yang akan didirikan bersama 3MCC merupakan bisnis ayam petelur.
Bisnis ayam petelur yang akan dilakukan adalah peternakan ayam petelur
untuk menghasilkan telur serta pengolahan kotoran ayam menjadi pupuk
kandang dan untuk jangka panjang akan dikembangkan pembuatan biogas dari
kotoran ayam tersebut.
1.1.3. Latar Belakang Perusahaan
Perkembangan
jumlah penduduk yang selalu meningkat dari tahun ke tahun terus
diimbangi dengan kesadaran akan arti penting peningkatan gizi dalam
kehidupan. Hal ini berimplikasi pada pola konsumsi makanan yang juga
akan terus meningkat. Disamping tujuan utama penggunaan makanan sebagai
pemberi zat gizi bagi tubuh yang berguna untuk mempertahankan hidup.
Telur
ayam merupakan jenis makanan bergizi yang sangat popular dikalangan
masyarakat yang bermanfaat sebagai sumber protein hewani. Hampir semua
jenis lapisan masyarakat dapat mengonsumsi jenis makanan ini sebagai
sumber protein hewani. Hal ini disebabkan telur merupakan salah satu
bentuk makanan yang mudah diperoleh dan mudah pula cara pengelolaannya.
Hal ini menjadikan telur jenis makanan yang selalu dibutuhkan dan
dikonsumsi secara luas oleh masyarakat. Telur dihasilkan oleh hewan
unggas antara lain ayam, bebek, angsa, san jenis unggas lainnya. Ayam
merupakan jenis unggas yang paling popular dan paling banyak dikenal
orang. Selain itu ayam juga termasuk hewan yang mudah diternakkan dengan
modal yang relatif kecil dibandingkan dengan hewan lainnya (sapi,
kambing, domba, babi dan kerbau). Produk ayam (telur dan daging) dan
limbahnya diperlukan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Telur dan
daging ayam yang diperlukan oleh ratusan juta manusia di dunia ini
mengakibatkan tumbuhnya peternakan ayam sekala kecil, menengah dan
industri ayam modern berkembang pesat.
Disamping semakin pentingnya
peranan telur ayam dalam struktur konsumsi telur, telur ayam memiliki
sifat permintaan yang income estic demand, bila pendapatan meningkat,
maka konsumsi telur juga meningkat. Dimasa yang akan datang, pendapatan
per kapita per tahun akan meningkat terutama pada negara-negara yang
saat ini berkembang dan sedang berkembang. Dengan demikian konsumsi
telur juga diperkirakan akan meningakat hingga mencapai 4,07 kg per
kapita per tahun.
Secara ekonmomi, perkembangan pengusaha ternak ayam
petelur di Indonesia memiliki prospek bisnis menguntungkan, karena
permintaan selalau bertambah. Hal tersebut dapat berlangsung bila
kondisi perekonomian berjalan normal. Lain halnya bila secara makro
terjadi perubahan-perubahan secara ekomnomi membuat berubahnya pasar
yang pada gilirannya akan mempengaruhi permodalan, produksi, dan
pemasaran hasil ternak.
Perusahaan Bisnis Ayam Petelur ini Berdiri atas kerjasama serta keinginan tiga remaja
yang
memiliki minat dalam berbisnis ayam, karena melihat potensi bisnis
ayam petelur dapat memberikan keuntungan baik financial maupun
non-financial tiga generasi ini mencetuskan 3MCC berdiri atas dasar
keinginan yang sama dalam meningkatkan kualitas ayam petelur di
Bengkulu, kota yang memiliki tingkat perekonomian dan sektor usaha
masyarakat yang masih mempunyai peluang usaha yang luas dari pada kota
lain, tapi masih minim dalam mempromosikan pentingnya kualitas dari ayam
petelur. 3MCC didirikan untuk mempelopori kecintaan generasi muda dalam
peternakan ayam petelur untuk menciptakan ayam dan telur yang
berkualitas, Kebutuhan akan daging ayam atau telur ayam semakin
meningkat, Untuk itu usaha ini sangat menjanjikan karena konsumsi
masyarakat semakin meningkat, apalagi usaha kuliner yang berbasis daging
ayam makin bervariasi seperti ayam bakar,ayam goreng ,atau sate ayam .
Berikut ini akan kami jelaskan tentang jenis usaha ,rincian modal usaha
serta pengembangan usaha yang mungkin dilakukan. Banyak sekali sumber
daya yang bisa kita ambil dari ayam ini, ada telurnya, dagingnya bahkan
kotorannya bisa di jadikan pupuk. Penggemar daging dan telur ayam
sekarang semakin banyak, karena rasa dari dagingnya yang sangat
lezat.Umumnya usaha peternakan ayam ditujukan untuk ayam petelur.
1.1.4. Masalah yang mungkin dihadapi dan pemecahannya
Adapun
masalah yang mungkin dihadapi adalah hasil buangan ayam yang berupa
kotoran akan menjadi hal yang menganggu karena memberikan aroma yang bau
sehingga akan mengganggu masyarakat sekitarnya. Masalah ini dapat
diatasi dengan perlakuan khusus dan menjadikan kotoran tersebut sebagai
pupuk organik.
1.1.5. Alasan pentingnya Pendirian 3 Manajemen Chiken Center
1. Pengelolaan yang lebih profesional
2. Etos kerjasama yang lebih baik
3. Fleksibilitas dalam menjalin kerjasama dengan instansi lain
4. Profitable
5. Cakupan bidang usaha lebih luas
6. Memberikan dukungan terhadap kemajuan dalam bidang kesehatan perekonomian di Bengkulu.
7. Berdirinya perusahaan ini juga memiliki manfaat sosial bagi masyarakat sekitar
diantaranya:
8. Memperkenalkan budaya hidup sehat bagi warga sekitar sehingga dapat
mengurangi resiko terkena penyakit.
1.1.6. Visi dan Misi
Visi : “Bengkulu Health Generasion”
Misi : Menciptakan Ayam Petelur yang berkualitas untuk di konsumsi oleh masyarakat
1.1.7. Logo dan Moto
Diskripsi logo :
Terdiri dari empat komponen utama : Huruf “M, C serta C”, dan Gambar angka 3.
Huruf “M” merupakan inisial dari 3 MANAJEMENT CHIKEN CENTER. merupakan gambar ayam dan berwarna Coklat
Moto : ”Heath generation, Heath Bengkulu and quality cikhen !“
1.1.8.Tujuan
Adapun
tujuan dari penyusunan paper ini adalah untuk mengetahui bagaimana
penyusunan rencana usaha peternakan ayam petelur dari segi sasaran
usaha, rencana investasi, rencana produksi, rencana biaya dan pendapatan
serta rencana pemasaran.
1.1.9. MANFAAT
Manfaat dari penyusunan
paper ini adalah melatih mahasiswa untuk dapat merencanakan suatu usaha
peternakan dan sekaligus dapat mengaplikasikannya secara nyata sehingga
pada nantinya akan dapat memberikan keuntungan sekaligus dapat
menciptakan mahasiswa yang memiliki jiwa wirausaha didalam menjalankan
usahanya.
1.1.10. J enis
Jenis ayam petelur dibagi menjadi dua tipe:
1. Tipe Ayam Petelur Ringan
Tipe
ayam ini disebut dengan ayam petelur putih. Ayam petelur ringan ini
mempunyai badan yang ramping/kurus-mungil/kecil dan mata bersinar.
Bulunya berwarna putih bersih dan berjengger merah. Ayam ini berasal
dari galur murni white leghorn. Ayam galur ini sulit dicari, tapi ayam
petelur ringan komersial banyak dijual di Indonesia dengan berbagai
nama. Setiap pembibit ayam petelur di Indonesia pasti memiliki dan
menjual ayam petelur ringan (petelur putih) komersial ini. Ayam ini
mampu bertelur lebih dari 260 telur per tahun produksi hen house.
Sebagai petelur, ayam tipe ini memang khusus untuk bertelur saja
sehingga semua kemampuan dirinya diarahkan pada kemampuan bertelur,
karena dagingnya hanya sedikit. Ayam petelur ringan ini sensitif
terhadapa cuaca panas dan keributan, dan ayam ini mudah kaget dan bila
kaget ayam ini produksinya akan cepat turun, begitu juga bila kepanasan.
2) Tipe Ayam Petelur Medium.
Bobot
tubuh ayam ini cukup berat. Meskipun itu, beratnya masih berada di
antara berat ayam petelur ringan dan ayam broiler. Oleh karena itu ayam
ini disebut tipe ayam petelur medium. Tubuh ayam ini tidak kurus, tetapi
juga tidak terlihat gemuk. Telurnya cukup banyak dan juga dapat
menghasilkan daging yang banyak. Ayam ini disebut juga dengan ayam tipe
dwiguna. Karena warnanya yang cokelat, maka ayam ini disebut dengan ayam
petelur cokelat yang umumnya mempunyai warna bulu yang cokelat juga.
Dipasaran orang mengatakan telur cokelat lebih disukai daripada telur
putih, kalau dilihat dari warna kulitnya memang lebih menarik yang
cokelat daripada yang putih, tapi dari segi gizi dan rasa relatif sama.
Satu hal yang berbeda adalah harganya dipasaran, harga telur cokelat
lebih mahal daripada telur putih. Hal ini dikarenakan telur cokelat
lebih berat daripada telur putih dan produksinya telur cokelat lebih
sedikit daripada telur putih. Selain itu daging dari ayam petelur medium
akan lebih laku dijual sebagai ayam pedaging dengan rasa yang enak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Perencanaan Usaha
Perencanaan
usaha merupakan suatu program kerja untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan serta menyusun kegiatan-kegiatan yang diperlukan dan
dijabarkan dalam bentuk angka-angka, baik dalam bentuk kuantitas maupun
dalam bentuk nilai yang dituangkan dalam anggaran perusahaan (Yacob,
2003). Menurut Murti Sumarni dan John Soeprihanto (2003), fungsi
perencanaan merupakan langkah awal daripada fungsi manajemen yang lain
seperti penggorganisasian hingga pengevaluasian.
Menurut Yacob
(2003), Perencanaan dalam anggaran perusahaan juga harus dilakukan
dengan sebaik mungkin, seperti membuat anggaran pembelian, anggaran
produksi, anggaran penjualan, dan anggaran lainnya disesuaikan dengan
kebutuhan dari masing-masing usaha yang dijalankan.
2.2 Tahap-tahap Penyusunan Rencana Usaha
Tahap-tahap dalam menyusun suatu perencanaa usaha adalah sebagai berikut.
1. Menetapkan tujuan.
Sebelum
memulai suatu usaha peternakan, seseorang harus menentukan tujuan
didirikannya usaha peternakan tersebut, selain mendapatkan keuntungan.
Misalnya; untuk memenuhi kebutuhan protein (daging, telur, maupun susu),
sarana produksi, pemasaran, jasa pemotongan ataupun yang lainnya. Dalam
kurun waktu tertentu, perusahaan tentu mempunyai suatu tujuan yang
hendak dicapai. Tanpa rumusan tujuan yang jelas, perusahaan akan
mengalami kegagalan dan kebingungan didalam menjalankan suatu usaha
sehingga penggunan sumber daya tidak efektif dan efisien.
2. Mencari informasi.
Informasi
yang diperlukan perusahaan ada 2 jenis yaitu informasi eksteren dan
informasi interen. Informasi eksteren merupakan informasi data atau
fakta mengenai situasi dan kondisi disekitar perusahaan yang meliputi
pasar, konsumen, persaingan, kebijakan pemerintah, perkembangan
teknologi, dan pergeseran kependudukan. Informasi eksteren ini diperoleh
melalui informasi sekunder ( majalah, radio, jurnal) dan informasi
primer (survai atau penelitian). Sedangkan informasi interen merupakan
informasi data atau fakta yang berkaitan dengan organisasi perusahaan
seperti tentang pemasaran, penjualan, produksi, penyediaan sumber daya,
penelitiaan dan pengembangan.
3. Analisa S, W, O, T.
Setelah tersedianya informasi eksteren dan interen akan dapat dianalisis :
o Adakah kekuatan (Strengths) yang dapat mendukung kegiatan dalam mencapai tujuan.
Kekuatan dari usaha peternakan ayam petelur adalah :
1). Telur masih di butuhkan untuk dikonsumsi
2). Kebutuhan masyarakat akan telur masih tinggi
3). Ayam afkir dapat dijual sehingga mendatangkan keuntungan
o Adakah kelemahan (Weaknesses) yang membatasi kemampuan untuk mencapai tujuan.
Kelemahan dari usaha ayam petelur adalah :
1). Harus memilih tempat atau lahan yang cukup luas
2). Suhu lingkungan harus sejuk, pemeliharaannya harus di dataran tinggi
3). Ayam memerlukan waktu yang cukup lama untuk memproduksi telur
4). Banyaknya saingan, karena sudah banyak yang berternak ayam peterlur
o Dimana adanya peluang (Opportunity),
Peluang dari usaha peternakan ayam petelur adalah :
1). Prospek atau peluangnya cukup besar untuk dikembangkan.
2). Permintaan pasar akan telur ayam yang cukup tinggi
3). Memberikan keuntungan yang cukup besar.
o Apa saja yang mengancam atau membahayakan (Threats).
Ancaman dari usaha peternakan ayam petelur adalah:
1). Masih adanya penyakit flu burung yang menyerang unggas
2). Kegagalan di dalam manajemen menyebabkan kerugian yang cukup besar.
4. Merumuskan sasaran.
o Sasaran jangka pendek dapat dibuat apabila Opportunity dan Strengths besar, padahal Weaknesses dan Threats sangat kecil.
o
Sasaran jangka panjang dapat dibuat apabila Weaknesses dan Threats
cukup berat, padahal Opportunity dan Strengths sangat kecil.
o
Sasaran kuantitatif adalah sasaran yang dirumuskan dalam bentuk yang
dapat diukur/ kuantitatif. Kalau mau memperluas pasar hendaknya
diperhitungkan daerahnya, jumlahnya, rupiah atau presentasenya.
5. Merumuskan rencana strategis.
Strategis
bermakna sesuatu yang jangka waktunya panjang. Disamping itu juga
berpengaruh terhadap hasilnya, maupun sumber dayanya. Contohnya :
perluasan pasar, penetrasi pasar, dan modifikasi produk.
6. Merumuskan rencana taktis.
Taktis
bermakna jangka pendek, yang menyangkut jadwal operasi pelaksanaan
sehingga dengan demikian dapat diketahui kapan kegiatan tersebut harus
dimulai, dan saat kegiatan itu harus sudah rampung.
7. Menyusun anggaran.
Anggaran
adalah rencana jangka pendek, dan dinyatakan sangat kuantitatif,
biasanya dalam ukuran uang. Anggaran ini disusun tahunan, tetapi
biasanya dipecah-pecah dalam susunan bulanan.
8. Surat-Surat Izin
Surat-surat izin dan referensi adalah:
- Surat izin Domisili
- SIUP (Surat Izin Usaha Pengusaha)
- TDP (Tanda Dartar Perusahaan)
- NPWP (Nomor Pokok Wajib Pengusaha)
- IMB (Izin Mendirikan Bangunan)
- Kartu keluarga
- Kartu tanda penduduk (KTP)
2.3 Perencanaan Sistem Produksi
Perencanaan sistem produksi dari agribisnis peternakan meliputi
perencanaan produk peternakan, perencanaan lokasi peternakan,
perencanaan standar mutu produk peternakan, dan perizinan.
1. Perencanaan produk peternakan.
Peternakan
dapat menghasilkan produk-produk seperti ternak itu sendiri, daging,
telur, dan hasil sampingan (by Product) dari peternakan. Untuk
mendapatkan produk-produk tersebut maka kita harus merencanakan suatu
bidang usaha peternakan yang dapat meliputi pembibitan,
pengembangbiakan, penggemukan, pengolahan, dan pemasaran hasil.
2. Perencanaan lokasi peternakan
Secara teknis, pemilihan lokasi peternakan sebaiknya disesuaikan dengan hal – hal sebagai berikut.
a. Disesuaikan dengan tata ruang kota.
b. Tidak bertentangan dengan ketertiban dan kepentingan umum.
c. Tidak teletak di pusat kota.
d. Lokasi peternakan tersebut hendaknya lebih tinggi dari daerah sekitar.
e. Berdekatan dengan produsen atau pabrik pakan ternak.
f. Dekat dengan pasar.
g. Sesuai dengan wilayah pengembangan usaha peternakan.
3. Perencanaan standar mutu produk peternakan
Perencanaan
standar mutu produk peternakan diharapkan untuk menyajikan produk
dengan mutu sebaik mungkin atau setidaknya memenuhi syarat kemauan
konsumen/pasar. Selain itu juga, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah
pemilihan bahan-bahan yang diperlukan untuk produksi, pengendalian, atau
pengawasan atas mutu produk yang harus dilakukan.
2.4 Inventarisasi Usaha Peternakan
Inventarisasi usaha peternakan meliputi tanah, bangunan, tenaga kerja, mesin dan alat, kapital, dan manajemen.
a. Tanah
Tanah
merupakan salah satu unsur biaya tetap, dan keperluan tanah sebagai
tempat mendirikan suatu usaha tergantung dari jenis dan skala usaha yang
akan dilakukan. hal yang perlu dicatat dalam inventarisasi tanah adalah
:
- luas tanah dan pembagian pemakaian, berapa untuk tanaman pakan
ternak, untuk bangunan kandang dan yang tidak dipakai atau dikosongkan.
- Tingkat kesuburan
- Sistem irigasi, sumber air yang tersedia
- Tipe lahan, termasuk kemiringan, tekstur dan kedalamannya
b. Bangunan
Hal
yang perlu dicatat dalam bangunan adalah ukuran luas, kapasitas dan
potensi pemakaian. Berapa bangunan untuk ternak, gudang pakan , dan
lain-lain.
c. Tenaga kerja
Perlu dicatat baik segi kuantitas
maupun kualitas tenaga kerja. Distribusi pekerjaan perlu diketahui
disamping kecakapan tenaga kerja, macam latihan, pengalaman kerja.
d. Mesin dan peralatan
Hal yang perlu dicatat adalah jumlah, ukuran, kapasitas, umur dan tahun pembuatan.
e. Kapital
Hal
yangperlu dicatat adalah jumlah capital / modal untuk investasi,
tambahan investasi dan modal kerja. Modal sendiri dan modal pinjaman.
f. Manajemen
Pada tingkat manajemen, yang perlu dicatat adalah pengalaman dan kecakapan manajer didalam mengelola suatu usaha peternakan.
Dalam
merencanakan produksi ternak, selain faktor-faktor diatas, masih ada
faktor yang lain yang ikut memegang peranan dalam membuat proyeksi
produksi dan proyeksi masukan fisik. Salah satunya adalah faktor
lingkungan dimana kita akan menjalankan suatu usaha, karena lingkungan
juga akan menentukan hasil produksi suatu usaha peternakan yang akan
kita jalankan.
2.5 Laporan Keuangan
Untuk mengetahui
keuntungan atau kerugian dan kekuatan atau kelemahan suatu perusahaan
dari segi finansial, maka dilakukan analisis laporan keuangan. Analisis
laporan keuangan yang digunakan terdiri dari Break Even Point ( BEP),
dan Profit Rate.
1. Break Even Point
Menurut Yacob (2003) Break
Even Point adalah suatu tingkat produksi dimana total pendapatan sama
dengan total biaya. Dengan kata lain, Break Even Point adalah suatu
keadaan perusahaan dimana jumlah total penghasilan besarnya sama dengan
jumlah total biaya, atau suatu keadaan perusahaan dimana rugilabanya
sebesar nol, perusahaan tidak memperoleh laba dan juga tidak memperoleh
rugi. Rumus yang digunakan untuk menghitung Break Even Point adalah
sebagai berikut.
BEP =
BAB III
POTENSI PASAR DAN STRATEGI PEMASARAN
Potensi Pasar
Potensi
pasar adalah khalayak konsumen yang akan mengkonsumsi telur ayam mulai
masyarakat bawah, menengah, dan masyarakat kelas atas. Banyak rumah
makan, restoran, super market, pasar tradisional, warung serta
perusahaan roti yang menyebar di seluruh Kota Bengkulu, demikian juga
kota lainnya di Provinsi Bengkulu merupakan tempat pemasaran yang sangat
potensial. Selain itu banyaknya hotel-hotel yang terdapat di Bengkulu
merupakan salah satu potensi pasar yang dapat dilihat dan dapat
digunakan sebagai acuan pemasaran telur ayam ini. Selain itu juga ayam
afkir atau yang sudah tidak produktif lagi dapat dijual sebagai ayam
konsumsi.
Kontribusi Tenak Unggas di Bengkulu
Kebutuhan akan
protein hewani di Bengkulu akan terus bertambah, hal ini tentunya
disebabkan karena pertambahan penduduk Bengkulu dari tahun ke tahun yang
menaikan permintaan, dan dengan adaya perkembangan ekonomi dan
kesadaran zat gizi dari masyarakat, namun kebutuhan hewani tersebut
belum dapat di penuhi jika dilihat dari gizi yang telah ditargetkan oleh
produksi peternakan yang telah ada.
Strategi Pemasaran
Hasil
produksi berupa telur akan di pasarkan ke seluruh pasar tradisional yang
dekat dengan usaha peternakan, warung, rumah makan, restoran,
perusahaan roti serta hotel-hotel yang ada di Bengkulu. Selain itu
konsumen dapat membeli langsung ke peternakan. Trasnportasi pemasaran
menggunakan mobil untuk pemasaran yang jaraknya jauh dari peternakan.
BAB IV
ASPEK PRODUKSI
Sebelum
usaha beternak dimulai, Peternak wajib memahami 3 (tiga) unsur produksi
yaitu: manajemen (pengelolaan usaha peternakan), breeding (pembibitan)
dan feeding (makanan ternak/pakan) .
4.1 Manajeman
4.1.1 Nama usaha : 3MCC
4.1.2 Nama Pemilik/Pimpinan Usaha : Ratih Putri Karlia
4.1.3 Bidang Usaha : Peternakan Ayam Petelur
4.1.4 Jumlah Karyawan/Tenaga Kerja :
4.1.5 Persyaratan Lokasi
1) Lokasi yang jauh dari keramaian/perumahan penduduk.
2) Lokasi mudah dijangkau dari pusat-pusat pemasaran.
3) Lokasi terpilih bersifat menetap, tidak berpindah-pindah.
4.2. Penyiapan Sarana dan Peralatan
4.2.1Kandang
a.
Iklim kandang yang cocok untuk beternak ayam petelur meliputi
persyaratan temperatur berkisar antara 32,2–35 derajat C, kelembaban
berkisar antara 60–70%, penerangan dan atau pemanasan kandang sesuai
dengan aturan yang ada, tata letak kandang agar mendapat sinar matahari
pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang serta sirkulasi udara
yang baik, jangan membuat kandang dengan permukaan lahan yang berbukit
karena menghalangi sirkulasi udara dan membahayakan aliran air permukaan
bila turun hujan, sebaiknya kandang dibangun dengan sistem terbuka agar
hembusan angin cukup memberikan kesegaran di dalam kandang. Untuk
kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang penting
kuat, bersih dan tahan lama. Selanjutnya perlengkapan kandang hendaknya
disediakan selengkap mungkin seperti tempat pakan, tempat minum, tempat
air, tempat ransum, tempat obat-obatan dan sistem alat penerangan.
b. Bentuk-bentuk kandang berdasarkan sistemnya dibagi menjadi dua:
a) Sistem kandang koloni, satu kandang untuk banyak ayam yang terdiri dari ribuan ekor ayam petelur;
b) Sistem kandang individual, kandang ini lebih dikenal dengan sebutan cage.
Ciri
dari kandang ini adalah pengaruh individu di dalam kandang tersebut
menjadi dominan karena satu kotak kandang untuk satu ekor ayam.
Kandang sistem ini banyak digunakan dalam peternakan ayam petelur komersial.
Jenis kandang berdasarkan lantainya dibagi menjadi tiga macam yaitu:
1)
kandang dengan lantai liter, kandang ini dibuat dengan lantai yang
dilapisi kulit padi, pesak/sekam padi dan kandang ini umumnya diterapkan
pada kandang sistem koloni;
2) kandang dengan lantai kolong
berlubang, lantai untuk sistem ini terdiri dari bantu atau kayu kaso
dengan lubang-lubang diantaranya, yang nantinya untuk membuang tinja
ayam dan langsung ke tempat penampungan;
3) kandang dengan lantai
campuran liter dengan kolong berlubang, dengan perbandingan 40% luas
lantai kandang untuk alas liter dan 60% luas lantai dengan kolong
berlubang (terdiri dari 30% di kanan dan 30% di kiri).
4.2.2 Peralatan
a. Litter (alas lantai)
Alas
lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang
bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal
litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit
padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan
kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.
b. Tempat bertelur
Penyediaan
tempat bertelur agar mudah mengambil telur dan kulit telur tidak kotor,
dapat dibuatkan kotak ukuran 30 x 35 x 45 cm yang cukup untuk 4–5 ekor
ayam. Kotak diletakkan dididing kandang dengan lebih tinggi dari tempat
bertengger, penempatannya agar mudah pengambilan telur dari luar
sehingga telur tidak pecah dan terinjak-injak serta dimakan. Dasar
tempat bertelur dibuat miring dari kawat hingga telur langsung ke luar
sarang setelah bertelur dan dibuat lubah yang lebih besar dari besar
telur pada dasar sarang.
c. Tempat bertengger
Tempat bertengger
untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan
kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat
tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat
bertelur.
d. Tempat makan, minum dan tempat grit
Tempat makan dan
minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa saja
yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan
kotak khusus
4.3 Peyiapan Bibit
Ayam petelur yang akan dipelihara haruslah memenuhi syarat sebagai berikut, antara lain:
a) Ayam petelur harus sehat dan tidak cacat fisiknya.
b) Pertumbuhan dan perkembangan normal.
c) Ayam petelur berasal dari bibit yang diketahui keunggulannya.
Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day Old Chicken) /ayam umur sehari:
a) Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat.
b) Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya .
c) Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.
d) Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.
e) Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.
f) Tidak ada letakan tinja diduburnya.
4.3.1.Pemilihan Bibit dan Calon Induk
Penyiapan bibit ayam petelur yang berkreteria baik dalam hal ini tergantung sebagai berikut:
a. Konversi Ransum.
Konversi
ransum merupakan perabandingan antara ransum yang dihabiskan ayam dalam
menghasilkan sejumlah telur. Keadaan ini sering disebut dengan ransum
per kilogram telur. Ayam yang baik akan makan sejumlah ransum dan
menghasilkan telur yang lebih banyak/lebih besar daripada sejumlah
ransum yang dimakannya. Bila ayam itu makan terlalu banyak dan bertelur
sedikit maka hal ini merupakan cermin buruk bagi ayam itu. Bila bibit
ayam mempunyai konversi yang kecil maka bibit itu dapat dipilih, nilai
konversi ini dikemukakan berikut ini pada berbagai bibit ayam dan juga
dapat diketahui dari lembaran daging yang sering dibagikan pembibit
kepada peternak dalam setiap promosi penjualan bibit ayamnya.
b. Produksi Telur.
Produksi
telur sudah tentu menjadi perhatian. Dipilih bibit yang dapat
memproduksi telur banyak. Tetapi konversi ransum tetap utama sebab ayam
yang produksi telurnya tinggi tetapi makannya banyak juga tidak
menguntungkan.
c. Prestasi bibit dilapangan/dipeternakan.
Apabila
kedua hal diatas telah baik maka kemampuan ayam untuk bertelur hanya
dalam sebatas kemampuan bibit itu. Contoh prestasi beberapa jenis bibit
ayam petelur dapat dilihat pada data di bawah ini.
- Babcock B-300 v: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 270, ransum 1,82 kg/dosin telur.
- Dekalb Xl-Link: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 255-280, ransum 1,8-2,0 kg/dosin telur.
- Hisex white: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 288, ransum 1,89 gram/dosin telur.
- H & W nick: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 272, ransum 1,7-1,9 kg/dosin telur.
- Hubbarb leghorn: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house)260, ransum 1,8-1,86 kg/dosin telur.
- Ross white: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 275, ransum 1,9 kg/dosin telur.
- Shaver S 288: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house)280, ransum 1,7-1,9 kg/dosin telur.
- Babcock B 380: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 260-275, ransum 1,9 kg/dosin telur.
- Hisex brown: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house)272, ransum 1,98 kg/dosin telur.
- Hubbarb golden cornet: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 260, ransum 1,24-1,3 kg/dosin telur.
- Ross Brown: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 270, ransum 2,0 kg/dosin telur.
- Shaver star cross 579: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 265, ransum 2,0-2,08 kg/dosin telur.
- Warren sex sal link: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 280, ransum 2,04 kg/dosin telur.
4.4 Pemeliharaan
4.4.1 Sanitasi dan Tindakan Preventif
Kebersihan
lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha
pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang
ulet/terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada
ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang dari
poultry shoup.
4.4.2. Pemberian Pakan
Untuk pemberian pakan ayam petelur ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu).
a. Kualitas dan kuantitas pakan fase starter adalah sebagai berikut:
-
Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%,
lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME
2800-3500 Kcal.
- Kwantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4
(empat) golongan yaitu minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor;
minggu kedua (umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor; minggu ke-3 (umur
15-21 hari) 66 gram/hari/ekor dan minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91
gram/hari/ekor.
Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu sebesar 1.520 gram.
b. Kwalitas dan kwantitas pakan fase finisher adalah sebagai berikut:
-
Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%;
lemak 2,5%; serat kasar 4,5%; kalsium (Ca) 1%; Phospor (P) 0,7-0,9% dan
energi (ME) 2900-3400 Kcal.
- Kwantitas pakan terbagi/digolongkan
dalam empat golongan umur yaitu: minggu ke-5 (umur 30-36 hari) 111
gram/hari/ekor; minggu ke-6 (umut 37-43 hari) 129 gram/hari/ekor; minggu
ke-7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor dan minggu ke-8 (umur 51-57
hari) 161 gram/hari/ekor. Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur
30-57 hari adalah 3.829 gram.
4.4.2 Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam, dalam hal ini dikelompokkan dalam 2 (dua) fase yaitu:
a.
Fase starter (umur 1-29 hari) kebutuhan air minum terbagi lagi pada
masing-masing minggu, yaitu minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100
ekor; minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor; minggu ke-3
(15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7
liter/hari/ekor.
Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan sampai umur 4
minggu adalah sebanyak 122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada
hari pertama hendaknya diberi tambahan gula dan obat anti stress kedalam
air minumnya. Banyaknya gula yang diberikan adalah 50 gram/liter air.
b.
Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok dalam masing-masing minggu
yaitu minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 lliter/hari/100 ekor; minggu ke-6
(37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor; minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7
liter/hari/100 ekor dan minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor.
Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor.
3.4.2 Pemberian Vaksinasi dan Obat
Vaksinasi
merupakan salah satu cara pengendalian penyakit virus yang
menulardengan cara menciptakan kekebalan tubuh. Pemberiannya secara
teratur sangat penting untuk mencegah penyakit. Vaksin dibagi menjadi 2
macam yaitu:
Vaksin aktif adalah vaksin mengandung virus hidup.
Kekebalan yang ditimbulkan lebih lama daripada dengan vaksin inaktif/pasif.
Vaksin
inaktif, adalah vaksin yang mengandung virus yang telah
dilemahkan/dimatikan tanpa merubah struktur antigenic, hingga mampu
membentuk zat kebal. Kekebalan yang ditimbulkan lebih pendek,
keuntungannya disuntikan pada ayam yang diduga sakit.
Macam-macam vaksin:
a) Vaksin NCD vrus Lasota buatan Drh Kuryna
b) Vaksin NCD virus Komarov buatan Drh Kuryna (vaksin inaktif)
c) Vaksin NCD HB-1/Pestos.
d) Vaksin Cacar/pox, virus Diftose.
e) Vaksin anti RCD Vaksin Lyomarex untuk Marek.
Persyaratan dalam vaksinasi adalah:
a) Ayam yang divaksinasi harus sehat.
b) Dosis dan kemasan vaksin harus tepat.
c) Sterilisasi alat-alat.
3.5 Hama dan Penyakit
3.5.1 Penyakit
1. Berak putih (pullorum)
Menyerang ayam kampung dengan angka kematian yang tinggi.
Penyebab:Salmonella-pullorum.
Pengendalian: diobati dengan antibiotika
2. Foel typhoid
Sasaran yang disering adalah ayam muda/remaja dan dewasa.
Penyebab: Salmonella gallinarum.
Gejala: ayam mengeluarkan tinja yang berwarna hijau kekuningan.
Pengendalian: dengan antibiotika/preparat sulfa.
3. Parathyphoid
Menyerang ayam dibawah umur satu bulan.
Penyebab: bakteri dari genus Salmonella.
Pengendalian: dengan preparat sulfa/obat sejenisnya.
4. Kolera
Penyakit ini jarang menyerang anak ayam atau ayam remaja tetapi selain menyerang ayam menyerang kalkun dan burung merpati.
Penyebab: pasteurella multocida.
Gejala: pada serangan yang serius pial ayam (gelambir dibawah paruh) akan membesar.
Pengendalian: dengan antibiotika (Tetrasiklin/Streptomisin).
5. Pilek ayam (Coryza)
Menyerang semua umur ayam dan terutama menyerang anak ayam.
Penyebab: makhluk intermediet antara bakteri dan virus.
Gejala: ayam yang terserang menunjukkan tanda-tanda seperti orang pilek.
Pengendalian: dapat disembuhkan dengan antibiotia/preparat sulfa.
6. CRD
CRD
adalah penyakit pada ayam yang populer di Indonesia. Menyerang anak
ayam dan ayam remaja. Pengendalian: dilakukan dengan antibiotika
(Spiramisin dan Tilosin).
7. Infeksi synovitis
Penyakit ini sering menyerang ayam muda terutama ayam broiler dan kalkun.
Penyebab: bakteri dari genus Mycoplasma.
Pengendalian: dengan antibiotika.
3.5.2 Penyakit karena Virus
1. Newcastle disease (ND)
ND
adalah penyakit oleh virus yang populer di peternak ayam Indonesia.
Pada awalnya penyakit ditemukan tahun 1926 di daerah Priangan.Tungau
(kutuan) Penemuan tersebut tidak tersebar luas ke seluruh dunia.
Kemudian di Eropa, penyakit ini ditemukan lagi dan diberitakan ke
seluruh dunia. Akhirnya penyakit ini disebut Newcastle disease.
2. Infeksi bronchitis
Infeksi
bronchitis menyerang semua umur ayam. Pada dewasa penyakit ini
menurunkan produksi telur. Penyakit ini merupakan penyakit pernafasan
yang serius untuk anak ayam dan ayam remaja. Tingkat kematian ayam
dewasa adalah rendah, tapi pada anak ayam mencapai 40%. Bila menyerang
ayam petelur menyebabkan telur lembek, kulit telur tidak normal, putih
telur encer dan kuning telur mudah berpindah tempat (kuning telur yang
normal selalu ada ditengah). Tidak ada pengobatan untuk penyakit ini
tetapi dapat dicegah dengan vaksinasi.
3. Infeksi laryngotracheitis
Infeksi laryngotracheitis merupakan penyakit pernapasan yang serius terjadi pada unggas.
Penyebab: virus yang diindetifikasikan dengan Tarpeia avium.
Virus ini di luar mudah dibunuh dengan desinfektan, misalnya karbol.
Pengendalian:
(1) belum ada obat untuk mengatasi penyakit ini; (2) pencegahan
dilakukan dengan vaksinasi dan sanitasi yang ketat.
4. Cacar ayam (Fowl pox)
Gejala: tubuh ayam bagian jengger yang terserang akan bercak-bercak cacar.
Penyebab: virus Borreliota avium. Pengendalian: dengan vaksinasi.
5. Marek
Penyakit
ini menjadi populer sejak tahun 1980-an hingga kini menyerang bangsa
unggas, akibat serangannya menyebabkan kematian ayam hingga 50%.
Pengendalian: dengan vaksinasi.
6. Gumboro
Penyakit ini ditemukan
tahun 1962 oleh Cosgrove di daerah Delmarva Amerika Serikat. Penyakit
ini menyerang bursa fabrisius, khususnya menyerang anak ayam umur 3–6
minggu.
3.5.3 Penyakit karena Jamur dan Toksin
Penyakit ini
karena ada jamur atau sejenisnya yang merusak makanan. Hasil perusakan
ini mengeluarkan zak racun yang kemudian di makan ayam. Ada pula
pengolahan bahan yang menyebabkan asam amino berubah menjadi zat
beracun. Beberapa penyakit ini adalah :
1. Muntah darah hitam (Gizzerosin)
Ciri kerusakan total pada gizzard ayam. Penyebab: adalah racun dalam
tepung
ikan tetapi tidak semua tepung ikan menimbulkan penyakit ini. Timbul
penyakit ini akibat pemanasan bahan makanan yang menguraikan asam amino
hingg menjadi racun.
Pengendalian: belum ada.
2. Racun dari bungkil kacang
Minyak
yang tinggi dalam bungkil kelapa dan bungkil kacang merangsang
pertumbuhan jamur dari grup Aspergillus. Untuk menghindari keracunan
bungkil kacang maka dalam rancung tidak digunakan antioksidan atau
bungkil kacang dan bungkil kelapa yang mengandung kadar lemak tinggi.
3.5.4 Penyakit karena Parasit
1. Cacing
Karena
penyakit cacing jarang ditemukan di peternakan yang bersih dan
terpelihara baik. Tetapi peternakan yang kotor banyak siput air dan
minuman kotor maka mungkin ayam terserang cacingan. Ciri serangan
cacingan adalah tubuhnya kurus, bulunya kusam, produksi telur merosot
dan kurang aktif.
2. Kutu
Banyak menyerang ayam di peternakan
Indonesia. Dari luar kutu tidak terlihat tapi bila bulu ayam disibak
akan terlihat kutunya. Tanda fisik ayam terserang ayam akan gelisah.
Kutu umum terdapat di kandang yang tidak terkena sinar matahari langsung
maka sisi samping kandang diarahkan melintang dari Timur ke Barat.
Penggunaan semprotan kutu sama dengan cara penyemprotan nyamuk.
Penyemprotan ini tidak boleh mengenai tangan dan mata secara langsung
dan penyemprotan dilakukan malam hari sehingga pelaksanaannya lebih
mudah karena ayam tidak aktif.
3.5.5 Penyakit karena Protoza
Penyakit
ini berasal dari protozoa (trichomoniasis, Hexamitiasis dan Blachead),
penyakit ini dimasukkan ke golongan parasit tetapi sebenarnya berbeda.
Penyakit ini jarang menyerang ayam lingkungan peternakan dijaga
kebersihan dari alang-alang dan genangan air.
3.6 P A N E N
3.6.1 Hasil Utama
Hasil
utama dari budidaya ayam petelur adalah berupa telur yang diahsilkan
oelh ayam. Sebaiknya telur dipanen 3 kali dalam sehari. Hal ini
bertujuan agar kerusakan isi tlur yang disebabkan oleh virus dapat
terhindar/terkurangi. Pengambilan pertama pada pagi hari antara pukul
10.00-11.00; pengambilan kedua pukul 13.00-14.00; pengambilan ketiga
(terakhir)sambil mengecek seluruh kandang dilakukan pada pukul
15.00-16.00.
3.6.2 Hasil Tambahan
Hasil tambahan yang dapat
dinukmati dari hasil budidaya ayam petelur adalah daging dari ayam yang
telah tua (afkir) dan kotoran yang dapat dijual untuk dijadikan pupuk
kandang.
3.6.3 Pengumpulan
Telur yang telah dihasilkan diambil dan
diletakkan di atas egg tray (nampan telur). Dalam pengambilan dan
pengumpulan telur, petugas pengambil harus langsung memisahkan antara
telur yang normal dengan yang abnormal. Telur normal adalah telur yang
oval, bersih dan kulitnya mulus serta beratnya 57,6 gram dengan volume
sebesar 63 cc. Telur yang abnormal misalnya telurnya kecil atau terlalu
besar, kulitnya retak atau keriting, bentuknya lonjong.
3.6.4 Pembersihan
Setelah
telur dikumpulkan, selanjutnya telur yang kotor karena terkena litter
atau tinja ayam dibershkan. Telur yang terkena litter dapat dibersihkan
dengan amplas besi yang halus, dicuci secara khusus atau dengan cairan
pembersih. Biasanya pembersihan dilakukan untuk telur tetas.
BAB V
RENCANA KERJA DAN PENGEMBANGAN
5.1. Rencana Kerja
Jadwal Usaha
Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni
Membahas rencana kegiatan usaha
Survei pasar
Mencari lokasi wirausaha dan pembangunan kandang
Pembelian alat-alat dan bahan
Mencari tenaga kerja atau karyawan
Operasional atau berproduksi
Pemasaran
Evaluasi usaha
5.2. Waktu Pengembangan
Proses
pengembangan usaha ini mengacu pada hasil evaluasi usaha sebelumnya.
Jika evaluasi menunjukkan hasil yang positif, dalam arti produk yang
dihasilkan laku dalam jumlah yang cukup banyak dipasaran maka produksi
akan ditingkatkan untuk menambah omset penjualan. Jika hasil evaluasi
nunjukkan hasil yang negatif maka perlu dicari akar permasalahannya
sehingga masalah yang dialami lebih dini dapat ditanggulangi.
5.3. Komersialisasi
Tahap komersilisasi juga mengacu pada hasil evaluasi usaha sebelumnya.
Komersilisasi dilaksanakan setelah produksi berjalan dengan baik dan
pemasaran berjalan dengan lancar. Pada tahap ini akan dilakukan
perhitungan kembali secara detail, sehingga di dapat titik impas dari
usaha ini, dengan demikian gambaran pengembangan usaha ini dapat di
prediksi dengan jelas
BAB VI
PERENCANAAN USAHA TERNAK AYAM PETELUR
6.1 Inventarisasi
1. Tanah
o Tanah atau lahan yang digunakan adalah ...80 m2.........................
o Topografi tanah : datar
2. Bangunan
Belum tersedia.
3. Sumber air
Tersedia melalui PAM Desa.
4. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang diperlukan sebanyak 2 orang.
5. Modal
Modal yang digunakan berasal dari modal sendiri dan modal pinjaman.
Modal pinjaman disediakan melalui Bank Pembangunan Daerah, sebesar
Rp.65.000.000,-
Manajemen
Mengenai pimpinan usaha akan dilaksanakan sendiri.
6.2 Data Teknis Ekonomi
1.
Tanah atau lahan yang digunakan adalah tanah sewa seluas 80 m2, harga
sewa tanah Rp 5.000.000 per tahun untuk dua buah bangunan kandang dan
satu buah bangunan gudang.
2. Biaya Pembuatan kandang Rp. 46.000.000,- dengan masa pakai 15 tahun
3. Peralatan kandang (tempat pakan, tempat minum, kompor dan lain-lain)
Rp 14.000.000,- dengan masa pakai 15 tahun
4. Upah tenaga kerja Rp. 600.000,-/2 orang/bulan
5. Biaya transportasi Rp. 2.500.000,-/periode
6. Vaksin dan obat-obatan Rp. 3.000.000,-/periode
7. Harga pakan 1 sak (50 kg) Rp. 140.000,-
8. Listrik dan penerangan Rp. 1.700.000,-/periode
9. Harga telur Rp. 800,-/butir
10. Biaya telepon Rp. 500.000,-/periode
6.3 Analisis Ekonomi
A. Kebutuhan Modal
1. Investasi
a. Kandang, dan gudang Rp. 46.000.000,-
b. Peralatam kandang Rp. 14.000.000,-
c. Biaya sewa tanah Rp 5.000.000,-
Total Rp. 65.000.000,-
Biaya penyusutan kandang dan peralatan:
=
= Rp 65.000.000,-
780 minggu
= Rp. 4.333.333,-
2. Modal kerja
a. Pakan DKLS Rp. 140.000,- x 2220 sak Rp. 310.800.000,-
b. Pullet 400 ekor x @ Rp. 25.000,- Rp. 10.000.000,-
c. Obat-obatan dan vaksin Rp. 3.000.000,-
d. Upah tenaga kerja 2 orang/16 bulan Rp. 9.600.000,-
e. Pemanas dan penerang Rp. 1.500.000,-
f. Biaya transportasi/periode Rp. 2.500.000,-
g. Biaya telepon Rp. 500.000,
h. Pajak Penghasilan 15% Rp. 75.000,-
Total Rp. 337.975.000
B. Perhitungan pendapatan selama 1 periode produksi (66 minggu)
1. Penerimaan:
a. Penjualan Telur selama satu periode (52 minggu)
90% x 400 ekor x 365 hari x Rp. 800,- Rp. 105.120.000,-
b. Penjualan ayam afkir
99% ayam hidup x 400 x Rp 28.000,- Rp. 11.088.000,-
c. Hasil penjualan kotoran ayam Rp. 2.500.000,-
Total Rp. 118.708.000,-
C. Biaya Produksi
1. Biaya tidak tetap (variable cost)
a. Pakan DKLS Rp. 62.160.000,-
b. Pullet Rp. 4.800.000,-
c. Obat-obatan dan vaksin Rp. 600.000,-
d. Pemanas dan penerang Rp. 1.500.000,-
e. Biaya transportasi/periode Rp. 2.500.000,-
f. Biaya telepon Rp. 500.000,-
Total Rp. 72.060.000,-
2. Biaya tetap (fixed cost)
a. Upah tenaga kerja 2 orang/16 bulan Rp. 9.600.000,-
b. Pajak Tanah Rp. 75.000,-
c. Biaya penyusutan kandang dan peralatan Rp. 5.076.932,-
Total Rp. 14.751.932,-
Jadi total biaya produksi Rp. 86.811.000,-
D. Margin Kotor
Margin kotor = Penerimaan - Biaya tidak tetap
= Rp. 118.708.000 - Rp. 72.060.000
= Rp. 46.648.000,-
E. Margin Bersih
Margin bersih = Penerimaan - Biaya produksi total
= Rp. 118.708.000 - Rp. 86.811.000
= Rp. 31.897.000,-
Proyeksi Laba/Rugi Perusahaan Budidaya Petelur Ayam
Rupiah)
No. Uraian Sem-1 Sem-2 Sem-3 Sem-4 Sem-5
1 Penerimaan 107.620.000 118.708.000 107.620.000 118.708.000 107.620.000
2 Biaya Operasional . 86.811.000 . 86.811.000 . 86.811.000 . 86.811.000 . 86.811.000
3 Depresiasi 4.333.333 4.333.333
6 Keuntungan Bersih Sebelum Pajak 20.809.000 27.563.667 20.809.000 27.563.667 20.809.000
7 Pajak 3.121.350 4.134.550 3.121.350 4.134.550 3.121.350
8 Keuntungan Bersih Setelah Pajak 17.687.650 23.429.117 17.687.650 23.429.117 17.687.650
ROI = Laba / Biaya Investasi x 100%
= Rp. 17.687.650,- / Rp. 65.000.000,- x 100%
= 27,21 %
Payback Period = Investasi / Laba bersih x 1 smester
= Rp. 65.000.000,- / Rp. 23.429.117,- x 1
= 2, 77
BEP (Break Even Point)
BEP =
= 14.750.930,-
1- 72.060.000,-
86.811.000,-
= Rp. 86.770.176,-
Jadi usaha ini jika dijalankan akan mencapai titik impas jika memperoleh penghasilan sebesar Rp. 86.770.176,-
BEPbutir =
=
= 108.462,- butir
Jadi titik impas usaha ini jika produksi telur yang dihasilkan dalam satu periode mencapai 108.462,- butir
BAB VII
PENUTUP
7.1 Simpulan
Adapun hal yang dapat saya simpulkan dari perencanaan usaha peternakan ayam petelur ini adalah sebagai berikut.
1.
Didalam mendirikan usaha peternakan ayam petelur ini harus diperhatikan
sasaran usaha, rencana investasi, rencana produksi, rencana biaya dan
pendapatan serta rencana pemasarannya.
2. Salah satu tujuan dari
pendirian usaha peternakan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat akan protein hewani khususnya dengan mengonsumsi telur
3.
Usaha ini jika di jalankan akan mendapatkan BEP (Break Even Point) titik
impas usaha jika mampu memproduksi telur dalam satu periode sebanyak
108.462,- butir
4. Keuntungan yang diberikan bila mendirikan usaha
peternakan ayam petelur dengan jumlah pemeliharaan 400 ekor adalah
sebesar Rp. 146.644.000,-
No comments:
Post a Comment