Wednesday 17 September 2014

 729 Super 2 Blade Shakehand

Characteristics:OFF
Weight: 81g ±
Ply: 5 + 2
Thickness: 6.0mm ±
Head Dimension: 149mm x 160mm ±
Handle Dimension: 79mm x 32mm ±
Material: wood

Price: $16.99

 



USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR


Proposal Pendirian Usaha Ayam Petelur
PROPOSAL USAHA

………………………3MCC……………………..

(Nama Perusahaan)

Diajukan kepada :
…………………………………………………

(Nama Lembaga Keuangan/Perbankan)

…………………………………………………
(Nama Pemilik)

…………………………………………………
(Nama Perusahaan)

……………………………………………………………………
………………………………………………………

(Alamat & Telepon)





BAB I
PENDAHULUAN
Proposal Pendirian Usaha Ayam Petelur

Rancangan Usaha



1.1 Nama Usaha

Perusahaan ini akan bernama 3MCC Kependekan dari 3 MANAGEMENT CHIKEN CENTER

1.1.1 Alamat Usaha
Kantor dan lokasi pemasaran 3MCC akan bertempat di Jl. Setia Negara 5 Rt/Rw. 29/04 Kelurahan Kandang Mas, Kecamatan Kampung Melayu Bengkulu

1.1.2. Gambaran Umum Usaha
Usaha yang akan didirikan bersama 3MCC merupakan bisnis ayam petelur. Bisnis ayam petelur yang akan dilakukan adalah peternakan ayam petelur untuk menghasilkan telur serta pengolahan kotoran ayam menjadi pupuk kandang dan untuk jangka panjang akan dikembangkan pembuatan biogas dari kotoran ayam tersebut.

1.1.3. Latar Belakang Perusahaan
Perkembangan jumlah penduduk yang selalu meningkat dari tahun ke tahun terus diimbangi dengan kesadaran akan arti penting peningkatan gizi dalam kehidupan. Hal ini berimplikasi pada pola konsumsi makanan yang juga akan terus meningkat. Disamping tujuan utama penggunaan makanan sebagai pemberi zat gizi bagi tubuh yang berguna untuk mempertahankan hidup.
Telur ayam merupakan jenis makanan bergizi yang sangat popular dikalangan masyarakat yang bermanfaat sebagai sumber protein hewani. Hampir semua jenis lapisan masyarakat dapat mengonsumsi jenis makanan ini sebagai sumber protein hewani. Hal ini disebabkan telur merupakan salah satu bentuk makanan yang mudah diperoleh dan mudah pula cara pengelolaannya. Hal ini menjadikan telur jenis makanan yang selalu dibutuhkan dan dikonsumsi secara luas oleh masyarakat. Telur dihasilkan oleh hewan unggas antara lain ayam, bebek, angsa, san jenis unggas lainnya. Ayam merupakan jenis unggas yang paling popular dan paling banyak dikenal orang. Selain itu ayam juga termasuk hewan yang mudah diternakkan dengan modal yang relatif kecil dibandingkan dengan hewan lainnya (sapi, kambing, domba, babi dan kerbau). Produk ayam (telur dan daging) dan limbahnya diperlukan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Telur dan daging ayam yang diperlukan oleh ratusan juta manusia di dunia ini mengakibatkan tumbuhnya peternakan ayam sekala kecil, menengah dan industri ayam modern berkembang pesat.
Disamping semakin pentingnya peranan telur ayam dalam struktur konsumsi telur, telur ayam memiliki sifat permintaan yang income estic demand, bila pendapatan meningkat, maka konsumsi telur juga meningkat. Dimasa yang akan datang, pendapatan per kapita per tahun akan meningkat terutama pada negara-negara yang saat ini berkembang dan sedang berkembang. Dengan demikian konsumsi telur juga diperkirakan akan meningakat hingga mencapai 4,07 kg per kapita per tahun.
Secara ekonmomi, perkembangan pengusaha ternak ayam petelur di Indonesia memiliki prospek bisnis menguntungkan, karena permintaan selalau bertambah. Hal tersebut dapat berlangsung bila kondisi perekonomian berjalan normal. Lain halnya bila secara makro terjadi perubahan-perubahan secara ekomnomi membuat berubahnya pasar yang pada gilirannya akan mempengaruhi permodalan, produksi, dan pemasaran hasil ternak.
Perusahaan Bisnis Ayam Petelur ini Berdiri atas kerjasama serta keinginan tiga remaja
yang memiliki minat dalam berbisnis ayam, karena melihat potensi bisnis ayam petelur dapat memberikan keuntungan baik financial maupun non-financial tiga generasi ini mencetuskan 3MCC berdiri atas dasar keinginan yang sama dalam meningkatkan kualitas ayam petelur di Bengkulu, kota yang memiliki tingkat perekonomian dan sektor usaha masyarakat yang masih mempunyai peluang usaha yang luas dari pada kota lain, tapi masih minim dalam mempromosikan pentingnya kualitas dari ayam petelur. 3MCC didirikan untuk mempelopori kecintaan generasi muda dalam peternakan ayam petelur untuk menciptakan ayam dan telur yang berkualitas, Kebutuhan akan daging ayam atau telur ayam semakin meningkat, Untuk itu usaha ini sangat menjanjikan karena konsumsi masyarakat semakin meningkat, apalagi usaha kuliner yang berbasis daging ayam makin bervariasi seperti ayam bakar,ayam goreng ,atau sate ayam . Berikut ini akan kami jelaskan tentang jenis usaha ,rincian modal usaha serta pengembangan usaha yang mungkin dilakukan. Banyak sekali sumber daya yang bisa kita ambil dari ayam ini, ada telurnya, dagingnya bahkan kotorannya bisa di jadikan pupuk. Penggemar daging dan telur ayam sekarang semakin banyak, karena rasa dari dagingnya yang sangat lezat.Umumnya usaha peternakan ayam ditujukan untuk ayam petelur.

1.1.4. Masalah yang mungkin dihadapi dan pemecahannya
Adapun masalah yang mungkin dihadapi adalah hasil buangan ayam yang berupa kotoran akan menjadi hal yang menganggu karena memberikan aroma yang bau sehingga akan mengganggu masyarakat sekitarnya. Masalah ini dapat diatasi dengan perlakuan khusus dan menjadikan kotoran tersebut sebagai pupuk organik.

1.1.5. Alasan pentingnya Pendirian 3 Manajemen Chiken Center

1. Pengelolaan yang lebih profesional
2. Etos kerjasama yang lebih baik
3. Fleksibilitas dalam menjalin kerjasama dengan instansi lain
4. Profitable
5. Cakupan bidang usaha lebih luas
6. Memberikan dukungan terhadap kemajuan dalam bidang kesehatan perekonomian di Bengkulu.
7. Berdirinya perusahaan ini juga memiliki manfaat sosial bagi masyarakat sekitar
diantaranya:
8. Memperkenalkan budaya hidup sehat bagi warga sekitar sehingga dapat
mengurangi resiko terkena penyakit.




1.1.6. Visi dan Misi

Visi : “Bengkulu Health Generasion”
Misi : Menciptakan Ayam Petelur yang berkualitas untuk di konsumsi oleh masyarakat
1.1.7. Logo dan Moto
Diskripsi logo :
Terdiri dari empat komponen utama : Huruf “M, C serta C”, dan Gambar angka 3.
Huruf “M” merupakan inisial dari 3 MANAJEMENT CHIKEN CENTER. merupakan gambar ayam dan berwarna Coklat

Moto : ”Heath generation, Heath Bengkulu and quality cikhen !“

1.1.8.Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan paper ini adalah untuk mengetahui bagaimana penyusunan rencana usaha peternakan ayam petelur dari segi sasaran usaha, rencana investasi, rencana produksi, rencana biaya dan pendapatan serta rencana pemasaran.
1.1.9. MANFAAT
Manfaat dari penyusunan paper ini adalah melatih mahasiswa untuk dapat merencanakan suatu usaha peternakan dan sekaligus dapat mengaplikasikannya secara nyata sehingga pada nantinya akan dapat memberikan keuntungan sekaligus dapat menciptakan mahasiswa yang memiliki jiwa wirausaha didalam menjalankan usahanya.
1.1.10. J enis
Jenis ayam petelur dibagi menjadi dua tipe:
1. Tipe Ayam Petelur Ringan
Tipe ayam ini disebut dengan ayam petelur putih. Ayam petelur ringan ini mempunyai badan yang ramping/kurus-mungil/kecil dan mata bersinar. Bulunya berwarna putih bersih dan berjengger merah. Ayam ini berasal dari galur murni white leghorn. Ayam galur ini sulit dicari, tapi ayam petelur ringan komersial banyak dijual di Indonesia dengan berbagai nama. Setiap pembibit ayam petelur di Indonesia pasti memiliki dan menjual ayam petelur ringan (petelur putih) komersial ini. Ayam ini mampu bertelur lebih dari 260 telur per tahun produksi hen house. Sebagai petelur, ayam tipe ini memang khusus untuk bertelur saja sehingga semua kemampuan dirinya diarahkan pada kemampuan bertelur, karena dagingnya hanya sedikit. Ayam petelur ringan ini sensitif terhadapa cuaca panas dan keributan, dan ayam ini mudah kaget dan bila kaget ayam ini produksinya akan cepat turun, begitu juga bila kepanasan.
2) Tipe Ayam Petelur Medium.
Bobot tubuh ayam ini cukup berat. Meskipun itu, beratnya masih berada di antara berat ayam petelur ringan dan ayam broiler. Oleh karena itu ayam ini disebut tipe ayam petelur medium. Tubuh ayam ini tidak kurus, tetapi juga tidak terlihat gemuk. Telurnya cukup banyak dan juga dapat menghasilkan daging yang banyak. Ayam ini disebut juga dengan ayam tipe dwiguna. Karena warnanya yang cokelat, maka ayam ini disebut dengan ayam petelur cokelat yang umumnya mempunyai warna bulu yang cokelat juga. Dipasaran orang mengatakan telur cokelat lebih disukai daripada telur putih, kalau dilihat dari warna kulitnya memang lebih menarik yang cokelat daripada yang putih, tapi dari segi gizi dan rasa relatif sama. Satu hal yang berbeda adalah harganya dipasaran, harga telur cokelat lebih mahal daripada telur putih. Hal ini dikarenakan telur cokelat lebih berat daripada telur putih dan produksinya telur cokelat lebih sedikit daripada telur putih. Selain itu daging dari ayam petelur medium akan lebih laku dijual sebagai ayam pedaging dengan rasa yang enak.

















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Perencanaan Usaha
Perencanaan usaha merupakan suatu program kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan serta menyusun kegiatan-kegiatan yang diperlukan dan dijabarkan dalam bentuk angka-angka, baik dalam bentuk kuantitas maupun dalam bentuk nilai yang dituangkan dalam anggaran perusahaan (Yacob, 2003). Menurut Murti Sumarni dan John Soeprihanto (2003), fungsi perencanaan merupakan langkah awal daripada fungsi manajemen yang lain seperti penggorganisasian hingga pengevaluasian.
Menurut Yacob (2003), Perencanaan dalam anggaran perusahaan juga harus dilakukan dengan sebaik mungkin, seperti membuat anggaran pembelian, anggaran produksi, anggaran penjualan, dan anggaran lainnya disesuaikan dengan kebutuhan dari masing-masing usaha yang dijalankan.
2.2 Tahap-tahap Penyusunan Rencana Usaha
Tahap-tahap dalam menyusun suatu perencanaa usaha adalah sebagai berikut.
1. Menetapkan tujuan.
Sebelum memulai suatu usaha peternakan, seseorang harus menentukan tujuan didirikannya usaha peternakan tersebut, selain mendapatkan keuntungan. Misalnya; untuk memenuhi kebutuhan protein (daging, telur, maupun susu), sarana produksi, pemasaran, jasa pemotongan ataupun yang lainnya. Dalam kurun waktu tertentu, perusahaan tentu mempunyai suatu tujuan yang hendak dicapai. Tanpa rumusan tujuan yang jelas, perusahaan akan mengalami kegagalan dan kebingungan didalam menjalankan suatu usaha sehingga penggunan sumber daya tidak efektif dan efisien.
2. Mencari informasi.
Informasi yang diperlukan perusahaan ada 2 jenis yaitu informasi eksteren dan informasi interen. Informasi eksteren merupakan informasi data atau fakta mengenai situasi dan kondisi disekitar perusahaan yang meliputi pasar, konsumen, persaingan, kebijakan pemerintah, perkembangan teknologi, dan pergeseran kependudukan. Informasi eksteren ini diperoleh melalui informasi sekunder ( majalah, radio, jurnal) dan informasi primer (survai atau penelitian). Sedangkan informasi interen merupakan informasi data atau fakta yang berkaitan dengan organisasi perusahaan seperti tentang pemasaran, penjualan, produksi, penyediaan sumber daya, penelitiaan dan pengembangan.
3. Analisa S, W, O, T.
Setelah tersedianya informasi eksteren dan interen akan dapat dianalisis :
o Adakah kekuatan (Strengths) yang dapat mendukung kegiatan dalam mencapai tujuan.
Kekuatan dari usaha peternakan ayam petelur adalah :
1). Telur masih di butuhkan untuk dikonsumsi
2). Kebutuhan masyarakat akan telur masih tinggi
3). Ayam afkir dapat dijual sehingga mendatangkan keuntungan
o Adakah kelemahan (Weaknesses) yang membatasi kemampuan untuk mencapai tujuan.
Kelemahan dari usaha ayam petelur adalah :
1). Harus memilih tempat atau lahan yang cukup luas
2). Suhu lingkungan harus sejuk, pemeliharaannya harus di dataran tinggi
3). Ayam memerlukan waktu yang cukup lama untuk memproduksi telur
4). Banyaknya saingan, karena sudah banyak yang berternak ayam peterlur
o Dimana adanya peluang (Opportunity),
Peluang dari usaha peternakan ayam petelur adalah :
1). Prospek atau peluangnya cukup besar untuk dikembangkan.
2). Permintaan pasar akan telur ayam yang cukup tinggi
3). Memberikan keuntungan yang cukup besar.
o Apa saja yang mengancam atau membahayakan (Threats).
Ancaman dari usaha peternakan ayam petelur adalah:
1). Masih adanya penyakit flu burung yang menyerang unggas
2). Kegagalan di dalam manajemen menyebabkan kerugian yang cukup besar.
4. Merumuskan sasaran.
o Sasaran jangka pendek dapat dibuat apabila Opportunity dan Strengths besar, padahal Weaknesses dan Threats sangat kecil.
o Sasaran jangka panjang dapat dibuat apabila Weaknesses dan Threats cukup berat, padahal Opportunity dan Strengths sangat kecil.
o Sasaran kuantitatif adalah sasaran yang dirumuskan dalam bentuk yang dapat diukur/ kuantitatif. Kalau mau memperluas pasar hendaknya diperhitungkan daerahnya, jumlahnya, rupiah atau presentasenya.
5. Merumuskan rencana strategis.
Strategis bermakna sesuatu yang jangka waktunya panjang. Disamping itu juga berpengaruh terhadap hasilnya, maupun sumber dayanya. Contohnya : perluasan pasar, penetrasi pasar, dan modifikasi produk.
6. Merumuskan rencana taktis.
Taktis bermakna jangka pendek, yang menyangkut jadwal operasi pelaksanaan sehingga dengan demikian dapat diketahui kapan kegiatan tersebut harus dimulai, dan saat kegiatan itu harus sudah rampung.
7. Menyusun anggaran.
Anggaran adalah rencana jangka pendek, dan dinyatakan sangat kuantitatif, biasanya dalam ukuran uang. Anggaran ini disusun tahunan, tetapi biasanya dipecah-pecah dalam susunan bulanan.

8. Surat-Surat Izin

Surat-surat izin dan referensi adalah:
- Surat izin Domisili
- SIUP (Surat Izin Usaha Pengusaha)
- TDP (Tanda Dartar Perusahaan)
- NPWP (Nomor Pokok Wajib Pengusaha)
- IMB (Izin Mendirikan Bangunan)
- Kartu keluarga
- Kartu tanda penduduk (KTP)

2.3 Perencanaan Sistem Produksi
Perencanaan sistem produksi dari agribisnis peternakan meliputi perencanaan produk peternakan, perencanaan lokasi peternakan, perencanaan standar mutu produk peternakan, dan perizinan.
1. Perencanaan produk peternakan.
Peternakan dapat menghasilkan produk-produk seperti ternak itu sendiri, daging, telur, dan hasil sampingan (by Product) dari peternakan. Untuk mendapatkan produk-produk tersebut maka kita harus merencanakan suatu bidang usaha peternakan yang dapat meliputi pembibitan, pengembangbiakan, penggemukan, pengolahan, dan pemasaran hasil.
2. Perencanaan lokasi peternakan
Secara teknis, pemilihan lokasi peternakan sebaiknya disesuaikan dengan hal – hal sebagai berikut.
a. Disesuaikan dengan tata ruang kota.
b. Tidak bertentangan dengan ketertiban dan kepentingan umum.
c. Tidak teletak di pusat kota.
d. Lokasi peternakan tersebut hendaknya lebih tinggi dari daerah sekitar.
e. Berdekatan dengan produsen atau pabrik pakan ternak.
f. Dekat dengan pasar.
g. Sesuai dengan wilayah pengembangan usaha peternakan.

3. Perencanaan standar mutu produk peternakan
Perencanaan standar mutu produk peternakan diharapkan untuk menyajikan produk dengan mutu sebaik mungkin atau setidaknya memenuhi syarat kemauan konsumen/pasar. Selain itu juga, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pemilihan bahan-bahan yang diperlukan untuk produksi, pengendalian, atau pengawasan atas mutu produk yang harus dilakukan.

2.4 Inventarisasi Usaha Peternakan
Inventarisasi usaha peternakan meliputi tanah, bangunan, tenaga kerja, mesin dan alat, kapital, dan manajemen.
a. Tanah
Tanah merupakan salah satu unsur biaya tetap, dan keperluan tanah sebagai tempat mendirikan suatu usaha tergantung dari jenis dan skala usaha yang akan dilakukan. hal yang perlu dicatat dalam inventarisasi tanah adalah :
- luas tanah dan pembagian pemakaian, berapa untuk tanaman pakan ternak, untuk bangunan kandang dan yang tidak dipakai atau dikosongkan.
- Tingkat kesuburan
- Sistem irigasi, sumber air yang tersedia
- Tipe lahan, termasuk kemiringan, tekstur dan kedalamannya
b. Bangunan
Hal yang perlu dicatat dalam bangunan adalah ukuran luas, kapasitas dan potensi pemakaian. Berapa bangunan untuk ternak, gudang pakan , dan lain-lain.
c. Tenaga kerja
Perlu dicatat baik segi kuantitas maupun kualitas tenaga kerja. Distribusi pekerjaan perlu diketahui disamping kecakapan tenaga kerja, macam latihan, pengalaman kerja.
d. Mesin dan peralatan
Hal yang perlu dicatat adalah jumlah, ukuran, kapasitas, umur dan tahun pembuatan.
e. Kapital
Hal yangperlu dicatat adalah jumlah capital / modal untuk investasi, tambahan investasi dan modal kerja. Modal sendiri dan modal pinjaman.
f. Manajemen
Pada tingkat manajemen, yang perlu dicatat adalah pengalaman dan kecakapan manajer didalam mengelola suatu usaha peternakan.
Dalam merencanakan produksi ternak, selain faktor-faktor diatas, masih ada faktor yang lain yang ikut memegang peranan dalam membuat proyeksi produksi dan proyeksi masukan fisik. Salah satunya adalah faktor lingkungan dimana kita akan menjalankan suatu usaha, karena lingkungan juga akan menentukan hasil produksi suatu usaha peternakan yang akan kita jalankan.

2.5 Laporan Keuangan
Untuk mengetahui keuntungan atau kerugian dan kekuatan atau kelemahan suatu perusahaan dari segi finansial, maka dilakukan analisis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan yang digunakan terdiri dari Break Even Point ( BEP), dan Profit Rate.
1. Break Even Point
Menurut Yacob (2003) Break Even Point adalah suatu tingkat produksi dimana total pendapatan sama dengan total biaya. Dengan kata lain, Break Even Point adalah suatu keadaan perusahaan dimana jumlah total penghasilan besarnya sama dengan jumlah total biaya, atau suatu keadaan perusahaan dimana rugilabanya sebesar nol, perusahaan tidak memperoleh laba dan juga tidak memperoleh rugi. Rumus yang digunakan untuk menghitung Break Even Point adalah sebagai berikut.

BEP =



BAB III
POTENSI PASAR DAN STRATEGI PEMASARAN

Potensi Pasar
Potensi pasar adalah khalayak konsumen yang akan mengkonsumsi telur ayam mulai masyarakat bawah, menengah, dan masyarakat kelas atas. Banyak rumah makan, restoran, super market, pasar tradisional, warung serta perusahaan roti yang menyebar di seluruh Kota Bengkulu, demikian juga kota lainnya di Provinsi Bengkulu merupakan tempat pemasaran yang sangat potensial. Selain itu banyaknya hotel-hotel yang terdapat di Bengkulu merupakan salah satu potensi pasar yang dapat dilihat dan dapat digunakan sebagai acuan pemasaran telur ayam ini. Selain itu juga ayam afkir atau yang sudah tidak produktif lagi dapat dijual sebagai ayam konsumsi.
Kontribusi Tenak Unggas di Bengkulu
Kebutuhan akan protein hewani di Bengkulu akan terus bertambah, hal ini tentunya disebabkan karena pertambahan penduduk Bengkulu dari tahun ke tahun yang menaikan permintaan, dan dengan adaya perkembangan ekonomi dan kesadaran zat gizi dari masyarakat, namun kebutuhan hewani tersebut belum dapat di penuhi jika dilihat dari gizi yang telah ditargetkan oleh produksi peternakan yang telah ada.
Strategi Pemasaran
Hasil produksi berupa telur akan di pasarkan ke seluruh pasar tradisional yang dekat dengan usaha peternakan, warung, rumah makan, restoran, perusahaan roti serta hotel-hotel yang ada di Bengkulu. Selain itu konsumen dapat membeli langsung ke peternakan. Trasnportasi pemasaran menggunakan mobil untuk pemasaran yang jaraknya jauh dari peternakan.








BAB IV
ASPEK PRODUKSI
Sebelum usaha beternak dimulai, Peternak wajib memahami 3 (tiga) unsur produksi yaitu: manajemen (pengelolaan usaha peternakan), breeding (pembibitan) dan feeding (makanan ternak/pakan) .
4.1 Manajeman

4.1.1 Nama usaha : 3MCC
4.1.2 Nama Pemilik/Pimpinan Usaha : Ratih Putri Karlia
4.1.3 Bidang Usaha : Peternakan Ayam Petelur
4.1.4 Jumlah Karyawan/Tenaga Kerja :
4.1.5 Persyaratan Lokasi
1) Lokasi yang jauh dari keramaian/perumahan penduduk.
2) Lokasi mudah dijangkau dari pusat-pusat pemasaran.
3) Lokasi terpilih bersifat menetap, tidak berpindah-pindah.

4.2. Penyiapan Sarana dan Peralatan
4.2.1Kandang
a. Iklim kandang yang cocok untuk beternak ayam petelur meliputi persyaratan temperatur berkisar antara 32,2–35 derajat C, kelembaban berkisar antara 60–70%, penerangan dan atau pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang serta sirkulasi udara yang baik, jangan membuat kandang dengan permukaan lahan yang berbukit karena menghalangi sirkulasi udara dan membahayakan aliran air permukaan bila turun hujan, sebaiknya kandang dibangun dengan sistem terbuka agar hembusan angin cukup memberikan kesegaran di dalam kandang. Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama. Selanjutnya perlengkapan kandang hendaknya disediakan selengkap mungkin seperti tempat pakan, tempat minum, tempat air, tempat ransum, tempat obat-obatan dan sistem alat penerangan.
b. Bentuk-bentuk kandang berdasarkan sistemnya dibagi menjadi dua:
a) Sistem kandang koloni, satu kandang untuk banyak ayam yang terdiri dari ribuan ekor ayam petelur;
b) Sistem kandang individual, kandang ini lebih dikenal dengan sebutan cage.
Ciri dari kandang ini adalah pengaruh individu di dalam kandang tersebut menjadi dominan karena satu kotak kandang untuk satu ekor ayam.
Kandang sistem ini banyak digunakan dalam peternakan ayam petelur komersial.
Jenis kandang berdasarkan lantainya dibagi menjadi tiga macam yaitu:
1) kandang dengan lantai liter, kandang ini dibuat dengan lantai yang dilapisi kulit padi, pesak/sekam padi dan kandang ini umumnya diterapkan pada kandang sistem koloni;
2) kandang dengan lantai kolong berlubang, lantai untuk sistem ini terdiri dari bantu atau kayu kaso dengan lubang-lubang diantaranya, yang nantinya untuk membuang tinja ayam dan langsung ke tempat penampungan;
3) kandang dengan lantai campuran liter dengan kolong berlubang, dengan perbandingan 40% luas lantai kandang untuk alas liter dan 60% luas lantai dengan kolong berlubang (terdiri dari 30% di kanan dan 30% di kiri).
4.2.2 Peralatan
a. Litter (alas lantai)
Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.
b. Tempat bertelur
Penyediaan tempat bertelur agar mudah mengambil telur dan kulit telur tidak kotor, dapat dibuatkan kotak ukuran 30 x 35 x 45 cm yang cukup untuk 4–5 ekor ayam. Kotak diletakkan dididing kandang dengan lebih tinggi dari tempat bertengger, penempatannya agar mudah pengambilan telur dari luar sehingga telur tidak pecah dan terinjak-injak serta dimakan. Dasar tempat bertelur dibuat miring dari kawat hingga telur langsung ke luar sarang setelah bertelur dan dibuat lubah yang lebih besar dari besar telur pada dasar sarang.
c. Tempat bertengger
Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.
d. Tempat makan, minum dan tempat grit
Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak khusus

4.3 Peyiapan Bibit
Ayam petelur yang akan dipelihara haruslah memenuhi syarat sebagai berikut, antara lain:
a) Ayam petelur harus sehat dan tidak cacat fisiknya.
b) Pertumbuhan dan perkembangan normal.
c) Ayam petelur berasal dari bibit yang diketahui keunggulannya.

Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day Old Chicken) /ayam umur sehari:
a) Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat.
b) Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya .
c) Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.
d) Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.
e) Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.
f) Tidak ada letakan tinja diduburnya.
4.3.1.Pemilihan Bibit dan Calon Induk
Penyiapan bibit ayam petelur yang berkreteria baik dalam hal ini tergantung sebagai berikut:
a. Konversi Ransum.
Konversi ransum merupakan perabandingan antara ransum yang dihabiskan ayam dalam menghasilkan sejumlah telur. Keadaan ini sering disebut dengan ransum per kilogram telur. Ayam yang baik akan makan sejumlah ransum dan menghasilkan telur yang lebih banyak/lebih besar daripada sejumlah ransum yang dimakannya. Bila ayam itu makan terlalu banyak dan bertelur sedikit maka hal ini merupakan cermin buruk bagi ayam itu. Bila bibit ayam mempunyai konversi yang kecil maka bibit itu dapat dipilih, nilai konversi ini dikemukakan berikut ini pada berbagai bibit ayam dan juga dapat diketahui dari lembaran daging yang sering dibagikan pembibit kepada peternak dalam setiap promosi penjualan bibit ayamnya.
b. Produksi Telur.
Produksi telur sudah tentu menjadi perhatian. Dipilih bibit yang dapat memproduksi telur banyak. Tetapi konversi ransum tetap utama sebab ayam yang produksi telurnya tinggi tetapi makannya banyak juga tidak menguntungkan.
c. Prestasi bibit dilapangan/dipeternakan.
Apabila kedua hal diatas telah baik maka kemampuan ayam untuk bertelur hanya dalam sebatas kemampuan bibit itu. Contoh prestasi beberapa jenis bibit ayam petelur dapat dilihat pada data di bawah ini.
- Babcock B-300 v: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 270, ransum 1,82 kg/dosin telur.
- Dekalb Xl-Link: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 255-280, ransum 1,8-2,0 kg/dosin telur.
- Hisex white: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 288, ransum 1,89 gram/dosin telur.
- H & W nick: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 272, ransum 1,7-1,9 kg/dosin telur.
- Hubbarb leghorn: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house)260, ransum 1,8-1,86 kg/dosin telur.
- Ross white: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 275, ransum 1,9 kg/dosin telur.
- Shaver S 288: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house)280, ransum 1,7-1,9 kg/dosin telur.
- Babcock B 380: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 260-275, ransum 1,9 kg/dosin telur.
- Hisex brown: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house)272, ransum 1,98 kg/dosin telur.
- Hubbarb golden cornet: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 260, ransum 1,24-1,3 kg/dosin telur.
- Ross Brown: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 270, ransum 2,0 kg/dosin telur.
- Shaver star cross 579: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 265, ransum 2,0-2,08 kg/dosin telur.
- Warren sex sal link: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 280, ransum 2,04 kg/dosin telur.

4.4 Pemeliharaan
4.4.1 Sanitasi dan Tindakan Preventif
Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang dari poultry shoup.




4.4.2. Pemberian Pakan
Untuk pemberian pakan ayam petelur ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu).
a. Kualitas dan kuantitas pakan fase starter adalah sebagai berikut:
- Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal.
- Kwantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor; minggu kedua (umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor; minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66 gram/hari/ekor dan minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor.
Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu sebesar 1.520 gram.
b. Kwalitas dan kwantitas pakan fase finisher adalah sebagai berikut:
- Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%; serat kasar 4,5%; kalsium (Ca) 1%; Phospor (P) 0,7-0,9% dan energi (ME) 2900-3400 Kcal.
- Kwantitas pakan terbagi/digolongkan dalam empat golongan umur yaitu: minggu ke-5 (umur 30-36 hari) 111 gram/hari/ekor; minggu ke-6 (umut 37-43 hari) 129 gram/hari/ekor; minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor dan minggu ke-8 (umur 51-57 hari) 161 gram/hari/ekor. Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829 gram.
4.4.2 Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam, dalam hal ini dikelompokkan dalam 2 (dua) fase yaitu:
a. Fase starter (umur 1-29 hari) kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-masing minggu, yaitu minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor; minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor; minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekor.
Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan sampai umur 4 minggu adalah sebanyak 122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya diberi tambahan gula dan obat anti stress kedalam air minumnya. Banyaknya gula yang diberikan adalah 50 gram/liter air.
b. Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok dalam masing-masing minggu yaitu minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 lliter/hari/100 ekor; minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor; minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor. Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor.
3.4.2 Pemberian Vaksinasi dan Obat
Vaksinasi merupakan salah satu cara pengendalian penyakit virus yang menulardengan cara menciptakan kekebalan tubuh. Pemberiannya secara teratur sangat penting untuk mencegah penyakit. Vaksin dibagi menjadi 2 macam yaitu:
Vaksin aktif adalah vaksin mengandung virus hidup.
Kekebalan yang ditimbulkan lebih lama daripada dengan vaksin inaktif/pasif.
Vaksin inaktif, adalah vaksin yang mengandung virus yang telah dilemahkan/dimatikan tanpa merubah struktur antigenic, hingga mampu membentuk zat kebal. Kekebalan yang ditimbulkan lebih pendek, keuntungannya disuntikan pada ayam yang diduga sakit.

Macam-macam vaksin:
a) Vaksin NCD vrus Lasota buatan Drh Kuryna
b) Vaksin NCD virus Komarov buatan Drh Kuryna (vaksin inaktif)
c) Vaksin NCD HB-1/Pestos.
d) Vaksin Cacar/pox, virus Diftose.
e) Vaksin anti RCD Vaksin Lyomarex untuk Marek.
Persyaratan dalam vaksinasi adalah:
a) Ayam yang divaksinasi harus sehat.
b) Dosis dan kemasan vaksin harus tepat.
c) Sterilisasi alat-alat.
3.5 Hama dan Penyakit
3.5.1 Penyakit
1. Berak putih (pullorum)
Menyerang ayam kampung dengan angka kematian yang tinggi.
Penyebab:Salmonella-pullorum.
Pengendalian: diobati dengan antibiotika
2. Foel typhoid
Sasaran yang disering adalah ayam muda/remaja dan dewasa.
Penyebab: Salmonella gallinarum.
Gejala: ayam mengeluarkan tinja yang berwarna hijau kekuningan.
Pengendalian: dengan antibiotika/preparat sulfa.
3. Parathyphoid
Menyerang ayam dibawah umur satu bulan.
Penyebab: bakteri dari genus Salmonella.
Pengendalian: dengan preparat sulfa/obat sejenisnya.
4. Kolera
Penyakit ini jarang menyerang anak ayam atau ayam remaja tetapi selain menyerang ayam menyerang kalkun dan burung merpati.
Penyebab: pasteurella multocida.
Gejala: pada serangan yang serius pial ayam (gelambir dibawah paruh) akan membesar.
Pengendalian: dengan antibiotika (Tetrasiklin/Streptomisin).
5. Pilek ayam (Coryza)
Menyerang semua umur ayam dan terutama menyerang anak ayam.
Penyebab: makhluk intermediet antara bakteri dan virus.
Gejala: ayam yang terserang menunjukkan tanda-tanda seperti orang pilek.
Pengendalian: dapat disembuhkan dengan antibiotia/preparat sulfa.
6. CRD
CRD adalah penyakit pada ayam yang populer di Indonesia. Menyerang anak ayam dan ayam remaja. Pengendalian: dilakukan dengan antibiotika (Spiramisin dan Tilosin).
7. Infeksi synovitis
Penyakit ini sering menyerang ayam muda terutama ayam broiler dan kalkun.
Penyebab: bakteri dari genus Mycoplasma.
Pengendalian: dengan antibiotika.
3.5.2 Penyakit karena Virus
1. Newcastle disease (ND)
ND adalah penyakit oleh virus yang populer di peternak ayam Indonesia. Pada awalnya penyakit ditemukan tahun 1926 di daerah Priangan.Tungau (kutuan) Penemuan tersebut tidak tersebar luas ke seluruh dunia. Kemudian di Eropa, penyakit ini ditemukan lagi dan diberitakan ke seluruh dunia. Akhirnya penyakit ini disebut Newcastle disease.
2. Infeksi bronchitis
Infeksi bronchitis menyerang semua umur ayam. Pada dewasa penyakit ini menurunkan produksi telur. Penyakit ini merupakan penyakit pernafasan yang serius untuk anak ayam dan ayam remaja. Tingkat kematian ayam dewasa adalah rendah, tapi pada anak ayam mencapai 40%. Bila menyerang ayam petelur menyebabkan telur lembek, kulit telur tidak normal, putih telur encer dan kuning telur mudah berpindah tempat (kuning telur yang normal selalu ada ditengah). Tidak ada pengobatan untuk penyakit ini tetapi dapat dicegah dengan vaksinasi.
3. Infeksi laryngotracheitis
Infeksi laryngotracheitis merupakan penyakit pernapasan yang serius terjadi pada unggas.
Penyebab: virus yang diindetifikasikan dengan Tarpeia avium.
Virus ini di luar mudah dibunuh dengan desinfektan, misalnya karbol.
Pengendalian: (1) belum ada obat untuk mengatasi penyakit ini; (2) pencegahan dilakukan dengan vaksinasi dan sanitasi yang ketat.
4. Cacar ayam (Fowl pox)
Gejala: tubuh ayam bagian jengger yang terserang akan bercak-bercak cacar.
Penyebab: virus Borreliota avium. Pengendalian: dengan vaksinasi.
5. Marek
Penyakit ini menjadi populer sejak tahun 1980-an hingga kini menyerang bangsa unggas, akibat serangannya menyebabkan kematian ayam hingga 50%. Pengendalian: dengan vaksinasi.
6. Gumboro
Penyakit ini ditemukan tahun 1962 oleh Cosgrove di daerah Delmarva Amerika Serikat. Penyakit ini menyerang bursa fabrisius, khususnya menyerang anak ayam umur 3–6 minggu.
3.5.3 Penyakit karena Jamur dan Toksin

Penyakit ini karena ada jamur atau sejenisnya yang merusak makanan. Hasil perusakan ini mengeluarkan zak racun yang kemudian di makan ayam. Ada pula pengolahan bahan yang menyebabkan asam amino berubah menjadi zat beracun. Beberapa penyakit ini adalah :
1. Muntah darah hitam (Gizzerosin)
Ciri kerusakan total pada gizzard ayam. Penyebab: adalah racun dalam
tepung ikan tetapi tidak semua tepung ikan menimbulkan penyakit ini. Timbul penyakit ini akibat pemanasan bahan makanan yang menguraikan asam amino hingg menjadi racun.
Pengendalian: belum ada.
2. Racun dari bungkil kacang
Minyak yang tinggi dalam bungkil kelapa dan bungkil kacang merangsang pertumbuhan jamur dari grup Aspergillus. Untuk menghindari keracunan bungkil kacang maka dalam rancung tidak digunakan antioksidan atau bungkil kacang dan bungkil kelapa yang mengandung kadar lemak tinggi.
3.5.4 Penyakit karena Parasit
1. Cacing
Karena penyakit cacing jarang ditemukan di peternakan yang bersih dan terpelihara baik. Tetapi peternakan yang kotor banyak siput air dan minuman kotor maka mungkin ayam terserang cacingan. Ciri serangan cacingan adalah tubuhnya kurus, bulunya kusam, produksi telur merosot dan kurang aktif.
2. Kutu
Banyak menyerang ayam di peternakan Indonesia. Dari luar kutu tidak terlihat tapi bila bulu ayam disibak akan terlihat kutunya. Tanda fisik ayam terserang ayam akan gelisah. Kutu umum terdapat di kandang yang tidak terkena sinar matahari langsung maka sisi samping kandang diarahkan melintang dari Timur ke Barat. Penggunaan semprotan kutu sama dengan cara penyemprotan nyamuk. Penyemprotan ini tidak boleh mengenai tangan dan mata secara langsung dan penyemprotan dilakukan malam hari sehingga pelaksanaannya lebih mudah karena ayam tidak aktif.
3.5.5 Penyakit karena Protoza
Penyakit ini berasal dari protozoa (trichomoniasis, Hexamitiasis dan Blachead), penyakit ini dimasukkan ke golongan parasit tetapi sebenarnya berbeda. Penyakit ini jarang menyerang ayam lingkungan peternakan dijaga kebersihan dari alang-alang dan genangan air.
3.6 P A N E N
3.6.1 Hasil Utama
Hasil utama dari budidaya ayam petelur adalah berupa telur yang diahsilkan oelh ayam. Sebaiknya telur dipanen 3 kali dalam sehari. Hal ini bertujuan agar kerusakan isi tlur yang disebabkan oleh virus dapat terhindar/terkurangi. Pengambilan pertama pada pagi hari antara pukul 10.00-11.00; pengambilan kedua pukul 13.00-14.00; pengambilan ketiga (terakhir)sambil mengecek seluruh kandang dilakukan pada pukul 15.00-16.00.
3.6.2 Hasil Tambahan
Hasil tambahan yang dapat dinukmati dari hasil budidaya ayam petelur adalah daging dari ayam yang telah tua (afkir) dan kotoran yang dapat dijual untuk dijadikan pupuk kandang.
3.6.3 Pengumpulan
Telur yang telah dihasilkan diambil dan diletakkan di atas egg tray (nampan telur). Dalam pengambilan dan pengumpulan telur, petugas pengambil harus langsung memisahkan antara telur yang normal dengan yang abnormal. Telur normal adalah telur yang oval, bersih dan kulitnya mulus serta beratnya 57,6 gram dengan volume sebesar 63 cc. Telur yang abnormal misalnya telurnya kecil atau terlalu besar, kulitnya retak atau keriting, bentuknya lonjong.



3.6.4 Pembersihan
Setelah telur dikumpulkan, selanjutnya telur yang kotor karena terkena litter atau tinja ayam dibershkan. Telur yang terkena litter dapat dibersihkan dengan amplas besi yang halus, dicuci secara khusus atau dengan cairan pembersih. Biasanya pembersihan dilakukan untuk telur tetas.

















BAB V
RENCANA KERJA DAN PENGEMBANGAN
5.1. Rencana Kerja
Jadwal Usaha
Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni
Membahas rencana kegiatan usaha
Survei pasar
Mencari lokasi wirausaha dan pembangunan kandang
Pembelian alat-alat dan bahan
Mencari tenaga kerja atau karyawan
Operasional atau berproduksi
Pemasaran
Evaluasi usaha

5.2. Waktu Pengembangan
Proses pengembangan usaha ini mengacu pada hasil evaluasi usaha sebelumnya. Jika evaluasi menunjukkan hasil yang positif, dalam arti produk yang dihasilkan laku dalam jumlah yang cukup banyak dipasaran maka produksi akan ditingkatkan untuk menambah omset penjualan. Jika hasil evaluasi nunjukkan hasil yang negatif maka perlu dicari akar permasalahannya sehingga masalah yang dialami lebih dini dapat ditanggulangi.
5.3. Komersialisasi
Tahap komersilisasi juga mengacu pada hasil evaluasi usaha sebelumnya. Komersilisasi dilaksanakan setelah produksi berjalan dengan baik dan pemasaran berjalan dengan lancar. Pada tahap ini akan dilakukan perhitungan kembali secara detail, sehingga di dapat titik impas dari usaha ini, dengan demikian gambaran pengembangan usaha ini dapat di prediksi dengan jelas

BAB VI
PERENCANAAN USAHA TERNAK AYAM PETELUR

6.1 Inventarisasi
1. Tanah
o Tanah atau lahan yang digunakan adalah ...80 m2.........................
o Topografi tanah : datar
2. Bangunan
Belum tersedia.
3. Sumber air
Tersedia melalui PAM Desa.
4. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang diperlukan sebanyak 2 orang.
5. Modal
Modal yang digunakan berasal dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal pinjaman disediakan melalui Bank Pembangunan Daerah, sebesar Rp.65.000.000,-
Manajemen
Mengenai pimpinan usaha akan dilaksanakan sendiri.

6.2 Data Teknis Ekonomi
1. Tanah atau lahan yang digunakan adalah tanah sewa seluas 80 m2, harga sewa tanah Rp 5.000.000 per tahun untuk dua buah bangunan kandang dan satu buah bangunan gudang.
2. Biaya Pembuatan kandang Rp. 46.000.000,- dengan masa pakai 15 tahun
3. Peralatan kandang (tempat pakan, tempat minum, kompor dan lain-lain)
Rp 14.000.000,- dengan masa pakai 15 tahun
4. Upah tenaga kerja Rp. 600.000,-/2 orang/bulan
5. Biaya transportasi Rp. 2.500.000,-/periode
6. Vaksin dan obat-obatan Rp. 3.000.000,-/periode
7. Harga pakan 1 sak (50 kg) Rp. 140.000,-
8. Listrik dan penerangan Rp. 1.700.000,-/periode
9. Harga telur Rp. 800,-/butir
10. Biaya telepon Rp. 500.000,-/periode

6.3 Analisis Ekonomi
A. Kebutuhan Modal
1. Investasi
a. Kandang, dan gudang Rp. 46.000.000,-
b. Peralatam kandang Rp. 14.000.000,-
c. Biaya sewa tanah Rp 5.000.000,-
Total Rp. 65.000.000,-
Biaya penyusutan kandang dan peralatan:
=
= Rp 65.000.000,-
780 minggu
= Rp. 4.333.333,-

2. Modal kerja
a. Pakan DKLS Rp. 140.000,- x 2220 sak Rp. 310.800.000,-
b. Pullet 400 ekor x @ Rp. 25.000,- Rp. 10.000.000,-
c. Obat-obatan dan vaksin Rp. 3.000.000,-
d. Upah tenaga kerja 2 orang/16 bulan Rp. 9.600.000,-
e. Pemanas dan penerang Rp. 1.500.000,-
f. Biaya transportasi/periode Rp. 2.500.000,-
g. Biaya telepon Rp. 500.000,
h. Pajak Penghasilan 15% Rp. 75.000,-
Total Rp. 337.975.000
B. Perhitungan pendapatan selama 1 periode produksi (66 minggu)
1. Penerimaan:
a. Penjualan Telur selama satu periode (52 minggu)
90% x 400 ekor x 365 hari x Rp. 800,- Rp. 105.120.000,-
b. Penjualan ayam afkir
99% ayam hidup x 400 x Rp 28.000,- Rp. 11.088.000,-
c. Hasil penjualan kotoran ayam Rp. 2.500.000,-
Total Rp. 118.708.000,-
C. Biaya Produksi
1. Biaya tidak tetap (variable cost)
a. Pakan DKLS Rp. 62.160.000,-
b. Pullet Rp. 4.800.000,-
c. Obat-obatan dan vaksin Rp. 600.000,-
d. Pemanas dan penerang Rp. 1.500.000,-
e. Biaya transportasi/periode Rp. 2.500.000,-
f. Biaya telepon Rp. 500.000,-
Total Rp. 72.060.000,-

2. Biaya tetap (fixed cost)
a. Upah tenaga kerja 2 orang/16 bulan Rp. 9.600.000,-
b. Pajak Tanah Rp. 75.000,-
c. Biaya penyusutan kandang dan peralatan Rp. 5.076.932,-
Total Rp. 14.751.932,-

Jadi total biaya produksi Rp. 86.811.000,-
D. Margin Kotor
Margin kotor = Penerimaan - Biaya tidak tetap
= Rp. 118.708.000 - Rp. 72.060.000
= Rp. 46.648.000,-

E. Margin Bersih
Margin bersih = Penerimaan - Biaya produksi total
= Rp. 118.708.000 - Rp. 86.811.000
= Rp. 31.897.000,-







Proyeksi Laba/Rugi Perusahaan Budidaya Petelur Ayam
Rupiah)
No. Uraian Sem-1 Sem-2 Sem-3 Sem-4 Sem-5
1 Penerimaan 107.620.000 118.708.000 107.620.000 118.708.000 107.620.000
2 Biaya Operasional . 86.811.000 . 86.811.000 . 86.811.000 . 86.811.000 . 86.811.000
3 Depresiasi 4.333.333 4.333.333
6 Keuntungan Bersih Sebelum Pajak 20.809.000 27.563.667 20.809.000 27.563.667 20.809.000
7 Pajak 3.121.350 4.134.550 3.121.350 4.134.550 3.121.350
8 Keuntungan Bersih Setelah Pajak 17.687.650 23.429.117 17.687.650 23.429.117 17.687.650


ROI = Laba / Biaya Investasi x 100%
= Rp. 17.687.650,- / Rp. 65.000.000,- x 100%
= 27,21 %

Payback Period = Investasi / Laba bersih x 1 smester
= Rp. 65.000.000,- / Rp. 23.429.117,- x 1
= 2, 77
BEP (Break Even Point)
BEP =

= 14.750.930,-
1- 72.060.000,-
86.811.000,-
= Rp. 86.770.176,-
Jadi usaha ini jika dijalankan akan mencapai titik impas jika memperoleh penghasilan sebesar Rp. 86.770.176,-

BEPbutir =

=
= 108.462,- butir
Jadi titik impas usaha ini jika produksi telur yang dihasilkan dalam satu periode mencapai 108.462,- butir























BAB VII
PENUTUP

7.1 Simpulan
Adapun hal yang dapat saya simpulkan dari perencanaan usaha peternakan ayam petelur ini adalah sebagai berikut.
1. Didalam mendirikan usaha peternakan ayam petelur ini harus diperhatikan sasaran usaha, rencana investasi, rencana produksi, rencana biaya dan pendapatan serta rencana pemasarannya.
2. Salah satu tujuan dari pendirian usaha peternakan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan protein hewani khususnya dengan mengonsumsi telur
3. Usaha ini jika di jalankan akan mendapatkan BEP (Break Even Point) titik impas usaha jika mampu memproduksi telur dalam satu periode sebanyak 108.462,- butir
4. Keuntungan yang diberikan bila mendirikan usaha peternakan ayam petelur dengan jumlah pemeliharaan 400 ekor adalah sebesar Rp. 146.644.000,-